_-_*SELAMAT DATANG*_-_
JUARA SEJATI BUKAN YANG TIDAK TERKALAHKAN TETAPI YANG PUNYA SEMANGAT TAK TERKALAHKAN

Selasa, 02 September 2014

SEJARAH TAEKWONDO INDONESIA



Olahraga seni beladiri taekwondo dikenal di Indonesia sejak pertengahan tahun 1960-an. Pada tahun 1968, ketika para atlet taekwondoin asal Korea beraksi memperlihatkan aksinya dalam pergelaran perdana demonstrasi di alun-alun utara Yogyakarta, telah menarik perhatian para pecinta beladiri di Indonesia. Berbagai atraksi jurus, tendangan hingga pemecahan benda keras sangat memukau para pengunjung karena pada masa itu atraksi seperti itu masih langka di Indonesia. Atraksi yang menarik perhatian para pengujung itu, mendapat pujian dari para tokoh beladiri Indonesia yang hadir di alun-alun Yogyakarta saat itu. Sejak saat itu banyak pemuda-pemudi Indonesia yang berminat ingin mempelajari Taekwondo.

Sekitar awal tahun 1970-an berdiri secara resmi perguruan taekwondo di Indonesia. Dimulai dari kemunculan aliran taekwondo yang berafiliasi kepada ITF (International Taekwondo Federation) yang saat itu bermarkas di Toronto Kanada. Aliran ITF ini dipimpin dan dipelopori oleh Jendral Choi Hong Hi. Kemudian berkembang juga aliran taekwondo yang berafiliasi kepada WTF (The World Taekwondo Federation) yang berpusat di Kukkiwon, Seoul, Korea Selatan, yang dipimpin oleh Presiden Dr. Un Yong Kim.

Saat itu kedua aliran ini di Indonesia masing-masing memiliki cabang organisasi di tingkat nasional, yaitu Persatuan Taekwondo Indonesia (PTI) yang berafiliasi ke ITF dipimpin oleh Letjen Leo Lopolosa dan Federasi Taekwondo Indonesia (FTI) yang berafiliasi ke WTF dipimpin oleh Marsekal Muda Sugiri.

Dua organisasi tersebut kemudian melakukan pendekatan kekeluargaan antar para tokohnya. Karena taekwondo merupakan olahraga yang dipertandingkan di Olimpiade, sehingga memiliki wawasan internasional. Oleh karena itu dilakukan kesepakatan bersama untuk mengadakan Musyawarah Nasional (Munas) taekwondo.

Munas pertama diselenggarakan pada tanggal 28 Maret 1981 di Jakarta. Hasil Munas tersebut telah berhasil menyatukan kedua organisasi taekwondo tersebut, menjadi satu organisasi yang menyatu disebut Taekwondo Indonesia. Yang dipilih sebagai ketua umum adalah Letjen Leo Lopolisa. Struktur organisasi di tingkat nasional disebut PBTI (Pengurus Besar Taekwondo Indonesia), dan berkantor pusat di Jakarta. 

Pada tanggal 17 dan 18 September 1984, dilangsungkan Munas Taekwondo Indonesia kedua yang menetapkan mantan Duta Besar Korea Selatan, Letjen Sarwo Edhie Wibowo sebagai Ketua Umum Taekwono Indonesia periode 1984-1988, maka era baru Taekwondo Indonesia yang bersatu dan kuat dimulai.. Selanjutnya Taekwondo Indonesia berganti pimpinan secara periodik, antara lain Letjen Soeweno, Letjen Harsudiyono Hartas, Letjen (Marinir) Soeharto, dan seterusnya sampai sekarang.

Kini Taekwondo Indonesia telah berkembang di seluruh propinsi di Indonesia dan diikuti aktif oleh lebih dari 200.000 anggota, angka ini belum termasuk yang tidak secara aktif berlatih. Taekwondo telah dipertandingkan sebagai cabang olahraga resmi di arena Pekan Olahraga Nasional. Di beberapa multi event Internasional pun, Taekwondo telah dipertandingkan secara resmi. Saat ini, cabang olahraga Taekwondo telah menjadi salah satu cabang olahraga andalan bagi Indonesia dalam membela tanah air tercinta kita ini di bidang olahraga.

Sumber :
http://www.taekwondo-indonesia.com/profil-PBTI.php

Tidak ada komentar:

Posting Komentar