Atlet
Taekwondo identik dengan kyurugi, sebagian besar taekwondoin berkarir pada
kyurugi. Dengan beban latihan yang berat, olah fisik yang teratur, berlatih
teknik, mental, dll membuat suatu stigma atau pandangan bahwa menjadi atlet
kyurugi adalah segala-galanya.
Seiring
bertambahnya regulasi terbaru dari WTF (World Taekwondo Federation)
pertandingan taekwondo sekarang tidak hanya mempertandingkan kelas kyurugi
saja, tapi muncul “mainan” baru, yaitu pertandingan poomsae. Beberapa tahun silam, atau sekitar 5 tahun yang lalu,
pertandingan poomsae sering disisipkan (exhibition) di tiap pertandingan
taekwondo. Namun saat ini, nomor poomsae sudah merupakan salah satu bagian resmi dari pertandingan Taekwondo, baik di tingkat Daerah, Nasional, maupun Internasional.
Karena
merupakan “mainan” baru, maka banyak yang menganggap remeh baik pertandingannya
maupun atletnya. Banyak yang salah sangka, bahwa mengikuti pertandingan poomsae
itu sangat mudah. Tidak perlu latihan fisik, teknik, mental, bahkan tidak perlu
capek-capek latihan layaknya pertandingan kyurugi.
Jika
kita menganggap demikian, maka mulai sekarang hilangkan pola pikir seperti itu...Seorang
atlet poomsae tidak bisa dipandang sebelah mata. Seorang atlet poomsae mempunyai peran dan andil yang sama dalam sebuah pertandingan, nomor poomsae saat ini sudah ikut diperhitungkan dalam perolehan medali untuk menentukan juara umum.
Poomsae
merupakan serangkaian gerakan yang sangat membutuhkan konsentrasi penuh di tiap
gerakannya, dituntut untuk menghasilkan gerakan yang indah, penuh tenaga yang
ideal, sehingga menimbulkan suatu seni tersendiri bagi yang melihatnya. Gerakan poomsae merupakan perpaduan antara Ritme/irama, akurasi, power and speed, presentasi, expression of ki, dan keluwesan gerak.
Untuk dapat melakukan gerakan poomsae tersebut, maka seorang taekwondoin memerlukan latihan yang intensif, latihan teknik yang tepat, fisik
yang kuat (dalam hal ini, mengenai pengaturan pernapasan), dan tentu saja
membutuhkan mental yang kuat.
Kenapa
harus mempunyai mental yang kuat? Bukankah kita tidak head to head dengan
lawan, atau tidak bertarung dengan siapapun?
Memang kita tidak berhadapan dengan lawan
seperti di kyurugi, yang kita hadapi adalah penonton, wasit, dan
diri kita
sendiri. Apalagi jika kita bertanding di kelas individu, jika mental
kita tidak
siap, maka yang terjadi adalah rasa percaya diri menurun, konsentrasi
rusak, dan yang paling utama kualitas fisik dan teknik akan ikut
menurun.
Kenapa harus
berlatih intensif untuk menghadapi suatu pertandingan poomsae? Kenapa harus
latihan fisik dan teknik segala?
Poomsae yang
dipertandingkan, menuntut sebuah kesempurnaan, yang menilai adalah penonton,
wasit, dan diri kita sendiri. Untuk mencapai kesempurnaan poomsae, dibutuhkan
latihan yang intensif, fisik yang prima (agar tidak ngos-ngosan setelah
melakukan poomsae), dan teknik yang tepat.
Seorang atlet kyurugi, yang paling utama adalah berani. Sedangkan atlet poomsae, bukan hanya butuh keberanian, tetapi teknik dasar yang mumpuni, dan basic movement yang baik dan sempurna.
Bagi para taekwondoin yang ingin berorientasi pada poomsae, tidak perlu minder, rendah diri, dan merasa kurang. Karena nilai juaranya sama, bobot sertifikat kejuaraannya sama, bahkan seorang atlet poomsae harus memiliki keterampilan yang lebih baik dalam penguasaan teknik dasar dibandingkan atlet kyurugi. Menjadi
atlet poomsae adalah suatu kebanggaan tersendiri, sama seperti atlet kyorugi,
bahwa tidak semua taekwondoin mampu menjadi atlet, apalagi menjadi atlet yang
langganan juara. Jadi apapun background kita (poomsae atau kyorugi) kita wajib
bangga dan terus memiliki semangat tinggi untuk mencapai prestasi
setinggi-tingginya.
Dikutip
dari: Taekwondo Indonesia: Menjadi Atlet Poomsae Itu Mudah?
http://hannythinkabout.blogspot.com/2010/03/menjadi-atlet-poomsae-itu-mudah.html#ixzz3ChCFhCJO
Tidak ada komentar:
Posting Komentar