_-_*SELAMAT DATANG*_-_
JUARA SEJATI BUKAN YANG TIDAK TERKALAHKAN TETAPI YANG PUNYA SEMANGAT TAK TERKALAHKAN

Jumat, 12 September 2014

Satria Taekwondo Club Purwokerto

Satria Taekwondo Club (STC) Purwokerto merupakan salah satu club olahraga beladiri Taekwondo yang berada dibawah naungan Satria Taekwondo Academy. STC Purwokerto saat ini memiliki pelatih-pelatih yang cukup komplit/lengkap. Mulai dari pelatih kyorugi, poomsae, bahkan sampai dengan pelatih untuk demonstrasi taekwondo juga ada.
STC Purwokerto telah melahirkan banyak atlet daerah, nasional, bahkan internasional, bukan cuma untuk berkiprah di dalam event-event tingkat daerah saja, tetapi juga berkiprah dalam menyumbang atlet untuk mengikuti Pekan Olahraga Nasional (PON), SEA GAMES, ASIAN GAMES, bahkan sampai dengan Kejuaraan Dunia.
STC diketuai oleh Sabeum Nim Rahmat Priyo Pungkiadi (pemegang sertifikat pelatih nasional), dan dibawah komando beliau, pelatih-pelatih lintas generasi dari STC Purwokerto bahu membahu mengembangkan Taekwondo, baik itu dalam rangka memasyarakatkan Taekwondo, maupun membentuk atlet dan pribadi atlet agar menjadi atlet taekwondo yang baik, bermental baja, namun tetap sopan, patuh, dan taat kepada orang tua.

Tempat Latihan
STC Purwokerto saat ini bertempat latihan di Hall Beladiri GOR Satria Purwokerto.

Ket. : yang bertanda bintang adalah hall beladiri


Hari dan Jam Latihan
Hari Latihan : Kamis dan Minggu
Jam Latihan  : 16.00 s.d 18.00 WIB

Bagi orang tua yang menginginkan anaknya memiliki kegiatan positif, dapat bergabung dengan Satria Taekwondo Club Purwokerto. STC Purwokerto menerima pendaftaran anggota secara umum. Bagi yang berminat, bisa datang langsung ke Hall Beladiri GOR Satria Purwokerto, atau bisa menghubungi Contact Person dibawah ini :

Ibu Indri : 08121564002, 085647954002

Apa itu Hosinsul Taekwondo

Hosinsul adalah teknik pertahanan diri dalam melindungi diri secara efektif ketika diserang secara tiba tiba. Hosinsul digunakan untuk melindungi diri apabila menerima serangan secara tiba tiba, jadi hosinsul dapat juga diartikan sebagai seni bela diri non agresif / manusiawi.
Hosinsul di taekwondo ini memiliki sifat asli dari ketidakpedulian. Hal ini seharusnya untuk mendeteksi gerakan berikutnya lawan sebelumnya, membela dan memblokir pelanggaran efektif.

Korea telah mengembangkan seni bela diri tradisional, namun yang paling menonjol menyerang.

Hosinsul berbeda dari seni bela diri lain dalam hal mengejar perlindungan diri terhadap serangan kekerasan dan kerusakan minimal pada lawan. Anda dapat melihat perbedaan antara seni bela diri defensif dan ofensif Hosinsul, kini berkembang menjadi olahraga, seperti taekwondo, judo, gulat dan tinju, semua aturan permainan yang memiliki pelaku-berorientasi dan pemenang-keputusan titik serangan.

Tapi Hosinsul percaya bahwa pertahanan terbaik adalah pelanggaran yang terbaik dan master Hosinsul adalah pelindung, bukan penyerang. Hosinsul menekankan olahraga dalam kehidupan nyata, tidak seperti olahraga elit yang berjalan untuk kekuatan fisik dan kemenangan turnamen. Itu ada untuk sosial yang lemah, seperti perempuan, siswa muda, orang-orang lanjut usia. Jika mereka menghadapi kekerasan di setiap tempat, mereka dapat menggunakan beberapa Hosinsul untuk keluar dari masalah.

Berikut ini beberapa gerakan hosinsul.

Kyukpa

Kyukpa atau teknik pemecahan benda keras adalah latihan teknik dengan memakai sasaran/obyek benda mati, untuk mengukur kemampuan dan ketepatan tekniknya. Obyek sasaran yang biasanya dipakai antara lain papan kayu, batu bata, genting, dan lain-lain. Teknik tersebut dilakukan dengan tendangan, pukulan, sabetan, bahkan tusukan jari tangan.
Teknik kyukpa ini biasanya dilakukan pada saat demonstrasi keahlian dari para taekwondoin. Teknik yang digunakan di dalam kyukpa biasanya mulai dari teknik sederhana atau ringan, sampai dengan teknik yang kompleks dan tidak biasa, bahkan terkadang dapat membuat kagum bagi yang melihat.
Berikut ini adalah beberapa gambar teknik demonstrasi kyukpa.

Kamis, 11 September 2014

Kyorugi dalam Taekwondo


Taekwondo, ilmu beladiri yang berasal dari Korea mengutamakan ketahanan, kecepatan, fisik, dan kekuatan mental. Perkelahian bebas (sparring) atau di dalam bahasa Korea disebut “kyorugi” berasal dari akar kata “Kyoruda” yang berarti adu kekuatan fisik dan mental (spirit).
Kyorugi adalah pertarungan antara dua orang Taekwondoin dimana mereka saling serang dan bertahan untuk menjatuhkan lawannya dengan menggunakan teknik-teknik tendangan maupun pukulan yang diajarkan di taekwondo.
Dalam melakukan kyorugi maka diperlukan ketahanan fisik, kecepatan aksi-reaksi, fleksibilitas, variasi-variasi tendangan, serangan-pertahanan dan juga mental yang kuat. jadi singkatnya, kyorugi merupakan manifestasi dari fisik, mental dan juga semua gerakan dasar dari taekwondo. 

Rabu, 10 September 2014

Basic Movement (14 Kinds)

Di dalam WTF Poomsae Competition Rules and Interpretation yang diupdate terakhir pada tanggal 1 Januari 2014, ada 14 macam gerakan dasar yang wajib dikuasai dan dilakukan oleh setiap Taekwondoin. Akan tetapi secara khusus, 14 macam gerakan dasar ini wajib untuk dikuasai oleh setiap atlet Poomsae. Hal ini dikarenakan, gerakan-gerakan dasar ini merupakan rangkaian gerak dasar yang ada di setiap Poomsae yang ada di dalam Taekwondo.
Berikut ini adalah gambar dari 14 Macam Gerakan Dasar (Basic Movement).

Pertandingan Poomsae

Poomsae saat ini merupakan salah satu nomor yang dipertandingkan dalam Cabang Olahraga Beladiri Taekwondo. Oleh karena itu, ada peraturan-peraturan pertandingan yang perlu diperhatikan dan dicermati secara seksama oleh para pelatih apabila akan menurunkan atlet-atletnya dalam suatu ajang kompetisi/pertandingan Poomsae.
Perlu diketahui bahwa di dalam suatu pertandingan Poomsae, bahwa nilai yang muncul dan keluar sebagai hasil akhir adalah merupakan hasil dari nilai sempurna yang dimiliki sebelum para atlet memainkan Poomsae dikurangkan dengan kesalahan-kesalahan yang didapati pada saat gerakan Poomsae tersebut dilakukan. Jadi, secara garis besar dan umum, bahwa dalam pertandingan Poomsae, setiap atlet dianggap memiliki nilai kesempurnaan gerak dari setiap Poomsae yang akan diperagakan, sedangkan untuk hasil/nilai akhir merupakan pengurangan dari kesalahan-kesalahan gerak yang dilakukan pada saat memperagakan Poomsae.

Poomsae (Rangkaian Gerak dalam Taekwondo)

Poomsae, mungkin itu kata-kata yang akan terdengar aneh di telinga kita. Jangankan orang umum yang belum tahu tentang Taekwondo, bahkan para Taekwondoin sendiri ada yang belum mengetahui apa itu poomsae sebenarnya, bagaimana sistem pertandingannya, dan bagaimana cara penilaiannya.
Jika di dalam Pencak Silat kita mengenal adanya Kerapihan Teknik, di dalam Karate ada KATA, dan EMBU dalam beladiri Kempo, maka di cabang olahraga beladiri Taekwondo kita mengenal adanya POOMSAE.
Poomsae merupakan salah satu nomor dalam pertandingan Taekwondo yang memperagakan jurus dan rangkaian teknik-teknik yang ada di dalam beladiri Taekwondo. Akan tetapi, pada dasarnya Poomsae atau rangkaian jurus adalah rangkaian teknik gerakan dasar serangan dan pertahanan diri, yang dilakukan melawan lawan yang imajiner, dengan mengikuti diagram tertentu. Setiap diagram rangkaian gerakan poomse didasari oleh filosofi timur yang menggambarkan semangat dan cara pandang bangsa Korea.

Senin, 08 September 2014

Menjadi Atlet Poomsae Itu Mudah?

Atlet Taekwondo identik dengan kyurugi, sebagian besar taekwondoin berkarir pada kyurugi. Dengan beban latihan yang berat, olah fisik yang teratur, berlatih teknik, mental, dll membuat suatu stigma atau pandangan bahwa menjadi atlet kyurugi adalah segala-galanya.

Seiring bertambahnya regulasi terbaru dari WTF (World Taekwondo Federation) pertandingan taekwondo sekarang tidak hanya mempertandingkan kelas kyurugi saja, tapi muncul “mainan” baru, yaitu pertandingan poomsae. Beberapa tahun silam, atau sekitar 5 tahun yang lalu, pertandingan poomsae sering disisipkan (exhibition) di tiap pertandingan taekwondo. Namun saat ini, nomor poomsae sudah merupakan salah satu bagian resmi dari pertandingan Taekwondo, baik di tingkat Daerah, Nasional, maupun Internasional.

Karena merupakan “mainan” baru, maka banyak yang menganggap remeh baik pertandingannya maupun atletnya. Banyak yang salah sangka, bahwa mengikuti pertandingan poomsae itu sangat mudah. Tidak perlu latihan fisik, teknik, mental, bahkan tidak perlu capek-capek latihan layaknya pertandingan kyurugi.

Jika kita menganggap demikian, maka mulai sekarang hilangkan pola pikir seperti itu...Seorang atlet poomsae tidak bisa dipandang sebelah mata. Seorang atlet poomsae mempunyai peran dan andil yang sama dalam sebuah pertandingan, nomor poomsae saat ini sudah ikut diperhitungkan dalam perolehan medali untuk menentukan juara umum.

Poomsae merupakan serangkaian gerakan yang sangat membutuhkan konsentrasi penuh di tiap gerakannya, dituntut untuk menghasilkan gerakan yang indah, penuh tenaga yang ideal, sehingga menimbulkan suatu seni tersendiri bagi yang melihatnya. Gerakan poomsae  merupakan perpaduan antara Ritme/irama, akurasi, power and speed, presentasi, expression of ki, dan keluwesan gerak. 

Untuk dapat melakukan gerakan poomsae tersebut, maka seorang taekwondoin memerlukan latihan yang intensif, latihan teknik yang tepat, fisik yang kuat (dalam hal ini, mengenai pengaturan pernapasan), dan tentu saja membutuhkan mental yang kuat.

Kenapa harus mempunyai mental yang kuat? Bukankah kita tidak head to head dengan lawan, atau tidak bertarung dengan siapapun?
Memang kita tidak berhadapan dengan lawan seperti di kyurugi, yang kita hadapi adalah penonton, wasit, dan diri kita sendiri. Apalagi jika kita bertanding di kelas individu, jika mental kita tidak siap, maka yang terjadi adalah rasa percaya diri menurun, konsentrasi rusak, dan yang paling utama kualitas fisik dan teknik akan ikut menurun.

Kenapa harus berlatih intensif untuk menghadapi suatu pertandingan poomsae? Kenapa harus latihan fisik dan teknik segala?
Poomsae yang dipertandingkan, menuntut sebuah kesempurnaan, yang menilai adalah penonton, wasit, dan diri kita sendiri. Untuk mencapai kesempurnaan poomsae, dibutuhkan latihan yang intensif, fisik yang prima (agar tidak ngos-ngosan setelah melakukan poomsae), dan teknik yang tepat.

Seorang atlet kyurugi, yang paling utama adalah berani. Sedangkan atlet poomsae, bukan hanya butuh keberanian, tetapi teknik dasar yang mumpuni, dan basic movement yang baik dan sempurna.
Bagi para taekwondoin yang ingin berorientasi pada poomsae, tidak perlu minder, rendah diri, dan merasa kurang. Karena nilai juaranya sama, bobot sertifikat kejuaraannya sama, bahkan seorang atlet poomsae harus memiliki keterampilan yang lebih baik dalam penguasaan teknik dasar dibandingkan atlet kyurugi. Menjadi atlet poomsae adalah suatu kebanggaan tersendiri, sama seperti atlet kyorugi, bahwa tidak semua taekwondoin mampu menjadi atlet, apalagi menjadi atlet yang langganan juara. Jadi apapun background kita (poomsae atau kyorugi) kita wajib bangga dan terus memiliki semangat tinggi untuk mencapai prestasi setinggi-tingginya.

Dikutip dari: Taekwondo Indonesia: Menjadi Atlet Poomsae Itu Mudah? http://hannythinkabout.blogspot.com/2010/03/menjadi-atlet-poomsae-itu-mudah.html#ixzz3ChCFhCJO 

TEKNIK-TEKNIK DASAR DI DALAM TAEKWONDO

Cabang Olahraga Beladiri Taekwondo merupakan salah satu cabang olahraga beladiri yang tengah populer di masyarakat saat ini. Saat ini, Taekwondo merupakan salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan secara resmi dan merupakan andalan bagi Indonesia dalam kancah multi even olahraga di dunia internasional, seperti SEA GAMES, ASIAN GAMES, dan OLYMPIC GAMES.

Namun, untuk menuju ke sasaran prestasi, seorang atlet atau Taekwondoin pada saat pertama kali menjadi anggota akan dikenalkan dan diajari tentang Teknik Dasar di dalam olahraga beladiri Taekwondo.

Adapun teknik dasar tersebut terbagi menjadi beberapa komponen, yaitu sebagai berikut :
Teknik Pukulan (Jireugi)
Teknik Pukulan dalam Taekwondo memang jarang dipergunakan, apalagi bagi atlet yang berorientasi prestasi lewat nomor pertarungan/kyurugi. Hal ini dikarenakan, teknik pukulan ini sulit untuk mendapatkan angka, karena terkadang impact yang ditimbulkan kurang. Selain itu, dalam peraturan pertandingan kyurugi, pukulan ke arah muka dan bawah dilarang. Sehingga teknik pukulan ini lebih ditekankan pada atlet yang berorientasi pada poomsae. Adapun teknik dasar dari pukulan antara lain :
- Pukulan ke arah tengah (Momtong Jireugi)
- Pukulan ke arah kepala atau muka (Eolgeol Jireugi)
- Pukulan ke arah bawah (Arae Jireugi)
- Pukulan ke arah samping (Yeop Jireugi)

Teknik Tangkisan (Makki)
Teknik dasar tangkisan dalam Taekwondo, antara lain :
- Tangkisan Bawah (Arae Makki)
- Tangkisan Tengah (Momtong Makki)
- Tangkisan ke Atas (Eolgeol Makki)

Teknik Tendangan (Chagi)
Teknik yang lazim dan umum dipergunakan dalam teknik kyurugi adalah tendangan. Adapun Teknik dasar tendangan dalam Taekwondo, antara lain :
- Ap Chagi 
  Tendangan lurus ke depan dengan perkenaan pada ap chuk
- Dollyo Chagi 
  Tendangan serong atau memutar dengan perkenaan ap chuk atau bal deung
- Naeryo Chagi / Bal Chagi 
  Tendangan mengayun dari atas ke bawah dengan sasaran kepala atau tulang belikat dada
- Yeop Chagi
  Tendangan lurus ke samping dengan perkenaan sasaran pada pisau kaki.
- Dwi Chagi
  Tendangan belakang dengan perkenaan tumit atau telapak kaki
- Dwi Horyeo Chagi / Dwi Hurigi
  Tendangan berputar dengan mengkait ke belakang ke arah rahang atau kepala.
  Cat. : Teknik ini membutuhkan keseimbangan yang baik.

Kuda-kuda (Seogi)
Kuda-kuda di dalam taekwondo ada bermacam-macam, apalagi bagi yang akan berorientasi pada teknik poomsae/rangkaian gerak. Akan tetapi, kuda-kuda yang lazim dipergunakan adalah kuda-kuda pendek (Ap seogi), kuda-kuda panjang (Apkoobi), kuda-kuda tengah/berdiri dengan posisi kaki selebar bahu (Naranhi Seogi), dan kuda-kuda yang menyerupai sikap duduk (Juchum Seogi).
Dalam teknik kyurugi, kuda-kuda ini lebih dikenal dengan nama Step/langkah. Langkah atau Step di dalam Taekwondo adalah merupakan gerakan tanpa aktivitas pukulan, tendangan, ataupun tangkisan. Di dalam teknik kyurugi, Step ini dipergunakan untuk mendekati lawan, menjauhi lawan, menghindari serangan lawan, dan mengecoh lawan. Step ini merupakan gerakan yang sederhana, akan tetapi jika seorang Taekwondoin tidak menguasai teknik ini dengan baik, maka gerakannya akan mudah ditebak.
Kuda-kuda atau langkah atau Step ini perlu dilatih secara kontinyu atau terus-menerus dan rutin. Maksudnya adalah agar Step ini menjadi sebuah gerak refleks / akan otomatis keluar apabila dibutuhkan. Apabila telah memiliki gerak refleks tersebut, maka akan sangat mudah apabila kuda-kuda/langkah/Step ini dikombinasikan dengan tendangan dan pukulan.

Teknik-teknik dasar di atas, adalah merupakan modal utama dan sangat penting bagi para Taekwondoin apabila ingin meraih sebuah prestasi yang optimal, baik itu Taekwondoin yang akan turun di nomor Kyurigi  ataupun Poomsae. Setiap gerakan teknik yang ada di dalam Taekwondo merupakan gerakan yang kompleks dan terkait antara yang satu dengan yang lain. Oleh karena itu, bagi yang akan menempuh jalur prestasi, maka diperlukan latihan yang kontinyu, progresif, dan berkelanjutan. Latihan rutin yang dilakukan secara bertahap dari mulai latihan yang sederhana sampai kepada latihan yang kompleks, akan membentuk karakter Taekwondoin tersebut agar siap menghadapi segala persaingan menuju prestasi yang optimal.

Namun, kuncinya adalah LATIHAN dan SEMANGAT. Tanpa proses latihan yang cukup, dengan didukung semangat yang membara pantang menyerah, akan mustahil sebuah prestasi dapat diraih.


Sumber : Tulisan dari Devi Tirtawirya, berjudul Teknik Dasar Taekwondo, JORPRES (Jurnal Olahraga Prestasi) Volume 3, Nomor 1, Januari 2007 (dengan perubahan seperlunya)

Rabu, 03 September 2014

SATRIA TAEKWONDO ACADEMY PURWOKERTO

Satria Taekwondo Academy Purwokerto atau yang lebih dikenal dengan STA Purwokerto adalah salah satu wadah/organisasi olahraga di Kabupaten Banyumas, khususnya olahraga beladiri Taekwondo. Satria Taekwondo Academy Purwokerto merupakan gabungan dari beberapa Dojang (tempat latihan Taekwondo) yang ada di Kabupaten Banyumas. Saat ini, terdapat lebih kurang 21 Dojang yang tergabung di dalam Manajemen STA Purwokerto. Dari Dojang-Dojang tersebut, ada beberapa Dojang yang kurang eksis, namun tetap saja Dojang yang eksis jauh lebih banyak. Dojang-Dojang yang eksis dan continue dalam berlatih adalah sebagai berikut :
Dojang yang pendaftarannya terbuka untuk umum :
- Satria Taekwondo Club Purwokerto
- Mafaza
- SMP 1 Baturraden
- UMP (Universitas Muhammadiyah Purwokerto)
- GTC (Guard Taekwondo Club)
Dojang yang merupakan UKM (unit kegiatan mahasiswa) :
- UNSOED
- UMP
- AMIKOM

Dojang yang merupakan kegiatan ekskul di sekolah
SMA
- SMA IT AL IRSYAD Purwokerto
- MAN 2 Purwokerto
- SMK N 2 Banyumas
- SMA N 4 Purwokerto
- SMK Kalibagor

SMP
- SMP N 1 Purwokerto
- SMP N 3 Purwokerto
- SMP N 4 Purwokerto
- SMP N 6 Purwokerto
- SMP IT AL IRSYAD Purwokerto
- MTs Negeri Purwokerto

SD
- SD IT AL IRSYAD 01 Purwokerto
- SD IT AL IRSYAD 02 Purwokerto
- SD IT ANNIDA Purwokerto

Selain latihan reguler di Dojang-Dojang tersebut, STA Purwokerto juga mengikuti jadwal latihan rutin Pengkab TI Banyumas yang dilaksanakan setiap hari di GOR Satria Purwokerto, dari hari Senin sampai dengan Jumat. Latihan ini terintegrasi dengan latihan yang diselenggarakan dan dilaksanakan oleh Binpres Pengkab TI Banyumas, dalam rangka meningkatkan kemampuan atlet-atlet Taekwondo Banyumas, baik itu dari nomor Kyurugi maupun Poomsae.
Jadi, dapat kita ketahui bahwa Satria Taekwondo Academy Purwokerto itu merupakan wadah olahraga beladiri Taekwondo yang memiliki tujuan Knowledge (Ilmu Pengetahuan), Education (Pendidikan), Recreation (Hiburan), Pembentukan Sikap Mental, dan Prestasi. Bukan sekedar membina dan mendidik atlet untuk sekedar naik ke tingkatan sabuk atau Geup yang lebih tinggi, akan tetapi bagi siswa/murid/anggota yang ingin menempuh jalur prestasi juga diberikan arahan, latihan, dan bimbingan.

Selasa, 02 September 2014

Perjalanan Taekwondo Dunia dari Masa ke Masa

Taekwondo yang kita kenal sekarang, mempunyai sejarah yang sangat panjang seiring dengan perjalanan sejarah Bangsa Korea, dimana beladiri ini berasal. Sebutan Taekwondo sendiri baru dikenal sejak tahun 1954, merupakan modifikasi dan penyempurnaan dari berbagai beladiri tradisional Korea. Latar belakang sejarah perkembangan Taekwondo dapat dibagi dalam 4 kurun waktu, yaitu : Pada masa kuno, masa pertengahan , masa modern dan masa sekarang


Pada Masa Kuno
Asal Mula Taekwondo
Pada dasarnya manusia mempunyai insting untuk selalu melindungi diri dan hidupnya, hal ini secara disengaja maupun tidak akan memacu aktivitas fisiknya sepanjang waktu. Manusia dalam tumbuh dan berkembang tidak dapat lepas dari kegiatan/gerakan fisiknya , tanpa menghiraukan waktu dan tempat. Pada masa kuno manusia tidak punya pikiran lain untuk mempertahankan dirinya kecuali dengan tangan kosong, hal ini secara alamiah mengembangkan teknik-teknik bertarung dengan tangan kosong. Pada saat kemampuan bertarung secara tangan kosong dikembangkan sebagai suatu cara untuk menyerang dan bertahan, digunakan pula untuk membangun kekuatan fisik seseorang, bahkan dijadikan pertunjukan dalam acara ritual. Manusia mempelajari teknik-teknik bertarung didapat dari pengalaman nya melawan musuh-musuhnya. Inilah yang diyakini menjadi dasar seni beladiri Taekwondo yang kita kenal sekarang, dimana pada masa lampau dikenal sebagai "Subak", "Taekkyon", "Takkyon", maupun beberapa nama lainnya. Pada asal mula sejarah Semenanjung Korea, ada 3 suku bangsa/kerajaan yang mempertunjukan kontes seni beladiri pada acara ritualnya. Ketiga kerajaan ini saling bersaing satu sama lain, ketiganya adalah Koguryo, Paekje dan Silla, semuanya melatih para ksatria untuk dijadikan salah satu kekuatan negara, bahkan para ksatria yang tergabung dalam militer saat itu, menjadi warga negara yang mempunyai kedudukan yang sangat terpandang. Menurut catatan, kelompok ksatria muda yang terorganisir seperti "Hwarangdo" di Silla dan "Chouisonin" di Koguryo, semuanya menjadikan latihan seni beladiri sebagai salah satu subyek penting yang harus dipelajari. Sebuah buku tentang seni beladiri yang disebut "Muye Dobo Tongji" menyebutkan : "(Taekwondo) Seni pertarungan tangan kosong adalah dasar dari seni beladiri, yang membangun kekuatan dengan melatih tangan dan kaki hingga menyatu dengan tubuh agar dapat bergerak bebas leluasa, sehingga dapat digunakan saat menghadapi situasi yang kritis, berarti (Taekwondo) dapat digunakan setiap saat ".

SEJARAH TAEKWONDO INDONESIA



Olahraga seni beladiri taekwondo dikenal di Indonesia sejak pertengahan tahun 1960-an. Pada tahun 1968, ketika para atlet taekwondoin asal Korea beraksi memperlihatkan aksinya dalam pergelaran perdana demonstrasi di alun-alun utara Yogyakarta, telah menarik perhatian para pecinta beladiri di Indonesia. Berbagai atraksi jurus, tendangan hingga pemecahan benda keras sangat memukau para pengunjung karena pada masa itu atraksi seperti itu masih langka di Indonesia. Atraksi yang menarik perhatian para pengujung itu, mendapat pujian dari para tokoh beladiri Indonesia yang hadir di alun-alun Yogyakarta saat itu. Sejak saat itu banyak pemuda-pemudi Indonesia yang berminat ingin mempelajari Taekwondo.

Sekitar awal tahun 1970-an berdiri secara resmi perguruan taekwondo di Indonesia. Dimulai dari kemunculan aliran taekwondo yang berafiliasi kepada ITF (International Taekwondo Federation) yang saat itu bermarkas di Toronto Kanada. Aliran ITF ini dipimpin dan dipelopori oleh Jendral Choi Hong Hi. Kemudian berkembang juga aliran taekwondo yang berafiliasi kepada WTF (The World Taekwondo Federation) yang berpusat di Kukkiwon, Seoul, Korea Selatan, yang dipimpin oleh Presiden Dr. Un Yong Kim.

Sejarah Taekwondo di Dunia

    Taekwondo merupakan seni bela diri Korea tertua yang berasal dari sebuah penggabungan dari gaya pertempuran bersenjata yang dikembangkan oleh tiga kerajaan Korea saingan dari Goguryeo, Silla dan Baekje, di mana pemuda dilatih dalam teknik tempur bersenjata untuk mengembangkan kekuatan, kecepatan, dan keterampilan bertahan hidup. Yang paling populer dari teknik ini adalah subak, dengan taekkyeon yang paling populer dari segmen subak. Mereka yang menunjukkan bakat sejak lahir yang kuat dipilih sebagai trainee dalam korps prajurit baru khusus, yang disebut Hwarang. Ia percaya bahwa pria muda dengan bakat untuk seni liberal mungkin memiliki bakat untuk menjadi prajurit yang kompeten. Prajurit ini diperintahkan dalam akademisi serta seni bela diri, belajar filsafat, sejarah, kode etik, dan olahraga berkuda. Pelatihan militer mereka termasuk program perang yang melibatkan pedang dan memanah, baik di atas kuda dan berjalan kaki, serta pelajaran di taktik militer dan menggunakan subak memerangi prajurit bersenjata. Meskipun subak adalah seni berorientasi dengan menggunakan kaki di Goguryeo, pengaruh Silla menambahkan teknik tangan untuk praktek subak.


Apa Taekwondo itu Sebenarnya



Taekwondo (juga dieja Tae Kwon Do atau Taekwon-Do) adalah seni bela diri asal Korea yang juga sebagai olahraga nasional Korea. Ini adalah salah satu seni bela diri populer di dunia yang dipertandingkan di Olimpiade.

Dalam bahasa Korea, hanja untuk Tae berarti "menendang atau menghancurkan dengan kaki"; Kwon berarti "tinju"; dan Do berarti "jalan" atau "seni". Jadi, Taekwondo dapat diterjemahkan dengan bebas sebagai "seni tangan dan kaki" atau "jalan" atau "cara kaki dan kepalan". Popularitas taekwondo telah menyebabkan seni ini berkembang dalam berbagai bentuk. Seperti banyak seni bela diri lainnya, taekwondo adalah gabungan dari teknik perkelahian, bela diri, olahraga, olah tubuh, hiburan, dan filsafat.

Meskipun ada banyak perbedaan doktriner dan teknik di antara berbagai organisasi taekwondo, seni ini pada umumnya menekankan tendangan yang dilakukan dari suatu sikap bergerak, dengan menggunakan daya jangkau dan kekuatan kaki yang lebih besar untuk melumpuhlan lawan dari kejauhan. Dalam suatu pertandingan, tendangan berputar, 45 derajat, depan, kapak dan samping adalah yang paling banyak dipergunakan; tendangan yang dilakukan mencakup tendangan melompat, berputar, skip dan menjatuhkan, seringkali dalam bentuk kombinasi beberapa tendangan. Latihan taekwondo juga mencakup suatu sistem yang menyeluruh dari pukulan dan pertahanan dengan tangan, tetapi pada umumnya tidak menekankan grappling (pergulatan).